Jejak Digital Kita
Oleh: Joe Minanurrohman
Pada tahun 2010 di Amerika ada kasus seorang anak melakukan bunuh diri. Karena ada kejanggalan, orang tuanya ingin mengetahui apa yang dilakukan sang anak di dunia maya. Kemudian orangtua ini meminta kepada pihak google dan facebook agar bisa mengakses akun anaknya. Tapi yang terjadi, pihak google dan facebook menolak permintaannya.
Mau tidak mau, orang tua dengan terpaksa membawa kasus ini ke ranah hukum. Proses peradilan berbelit-belit dan memakan waktu cukup lama, akhirnya pihak Google dan Facebook memperbolehkan orang tua ini mengakses akun anaknya dengan beberapa syarat.
Nah, mungkin kasus diatas tidak hanya terjadi pada satu orang saja. Disekitar kitapun mungkin akan mengalami hal serupa. Tiba-tiba teman facebook Anda meninggal atau bahkan tiba-tiba salah satu keluarga kita meninggal.
Kita tahu saat ini sebagian aktivitas memanfaatkan dunia digital. Perkerjaan, berkomunikasi semua serba digital dan tentu saja banyak menggantungkan padanya.
Permasalahannya adalah bagaimana kalau kita sudah meninggal? Bagaimanakah dengan jejak digital kita? Tentunya kita semua tahu, jika akun-akun email, facebook, atau twitter ataupun blog membutuhkan username dan kata sandi.
Sebagian jejak digital yang kita tinggalkan di dunia maya akan terakses oleh orang lain. Apalagi jika kita mempunyai hobi membuat tulisan-tulisan di media sosial maupun di blog. Belum lagi urusan penting terkait pekerjaan yang dikirim melalui email, saldo paypal, rekening, relasi kerja, teman dan seabrek aktivitas di dunia maya.
Kita akan berpikir seandainya kita meninggal dan tidak ada yang mengetahui username dan password tersebut apa yang akan terjadi? Sementara jejak digital anda akan terus tersimpan di sana. Apalagi kalau terjadi dengan hal-hal yang tidak diinginkan dengan tiba-tiba, semisal kecelakaan ataupun yang lainnya. Kita tidak bisa membayangkan bukan?
Walaupun saat ini google menyediakan layanan pengelola akun tidak aktif, dengan layanan ini Anda bisa mengirim semua data terkait google kepada orang kepercayaan jika beberapa bulan ke depan akun Anda tidak aktif. Tapi cara ini tidak terlalu efektif.
Ada cara yang paling mudah mengamankan jejak digital kita sebelum meninggal. Yaitu, ambil amplop yang berisikan password email, akun media sosial dan beberapa pin penting lainnya. Kemudian berikan amplop itu kepada orang terdekat Anda, dan jangan lupa sisipkan beberapa kalimat penting semacam wasiat jika terjadi sesuatu pada kita.
Ingat, jika Anda mempunyai blog. Dia akan selalu tersimpan di mesin pencari, dan sewaktu-waktu dapat di akses orang lain. Maka buatlah blog yang bermanfaat, bukan blog yang buruk. Anda mati dan meninggalkan blog yang buruk sementara orang yang masih hidup membaca dan mengamalkan blog buruk Anda. Tentunya Anda akan menerima pahala keburukan atas apa yang Anda lakukan.
Kesimpulan
- Jujurlah apa yang Anda kerjakan di dunia maya kepada pasangan.
- Ketika Anda membuat akun sesuatu, pikirkan baik-baik kedepannya.
- Jika Anda sedang mengalami sakit, berpesanlah kepada salah satu keluarga yang Amanah.
- Atau bisa juga tulis dan simpan beberapa akun penting di notepad komputer.
Mengamankan Jejak Digital sebelum meninggal perlu kita lakukan. Karena di alam sana kita tidak bisa bermain facebook, twitter dan blogging. Sebaliknya, pertangungjawabanlah yang akan diminta oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala apa yang kita perbuat selama ini.
Semoga bermanfaat.
Dukung kami dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.
- SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
- DONASI hubungi: 087 882 888 727
- Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial